Oleh : Fathur Rahman, S.Pd.I *)
Tidak sedikit dari kalangan masyarakat bahkan nahdliyin sendiri dibingungkan dan mempertanyakan tentang Hari Lahir Nahdlatul Ulama (Harlah NU) saat ini – apakah sebenarnya yang ke-95 tahun atau ke-98 tahun. Hal ini disebabkan oleh banyak informasi yang bermuculan di media sosial dengan pernyataan yang berbeda tanpa penjelasan lebih lanjut, ada yang mengatakan Harlah NU saat ini adalah yang ke-95 tahun dan lainnya berpendapat ke-98 tahun.
Pada artikel sebelumnya telah kami jelaskan bahwasanya bumi mengalami dua peredaran, yakni Rotasi Bumi dan Revolusi Bumi. Revolusi Bumi inilah yang dijadikan dasar dalam perhitungan bulan pada Tahun Syamsiyah (Masehi) yang mana dalam satu kali Revolusi bumi membutuhkan waktu 365 hari pada Tahun Basithoh dan 366 hari pada Tahun Kabisat. Sehingga Nahdlatul Ulama (NU) sejak didirikan oleh Hadrotus Syekh KH. Hasyim Asy’ari pada tanggal 31 Januari 1926 Masehi hingga 31 Januari 2021 saat ini NU telah melalui 72 kali Tahun Basithoh dan 24 kali Tahun Kabisat sama dengan berumur 34.698 hari atau 95 tahun.
Sebagaimana bumi, bulan juga mengalami dua peredaran yaitu Rotasi Bulan dan Revolusi Bulan. Rotasi Bulan adalah peredaran bulan pada porosnya dari arah barat ke timur. Sementara Revolusi Bulan ialah peredaran bulan mengelilingi bumi dari arah barat ke timur. Satu kali berotasi bulan memerlukan waktu yang sama dengan satu kali berevolusi mengelilingi bumi.
Baca juga : TIGA NILAI DASAR NU MENURUT TERMINOLOGI AL-GHOZALI
Periode waktu bulan berevolusi ada dua macam, yaitu pertama disebut periode waktu Bulan Sideris (Sideris Month) yang dikenal juga dengan Syahr Nujumi, pada periode ini satu kali putaran penuh revolusi bulan memerlukan waktu rata-rata 27 hari 7 jam 43 menit 2 detik; kedua adalah periode waktu Bulan Sinodis (Synodic Month) yang disebut juga dengan Syahr Iqtironi yaitu waktu yang ditempuh bulan dari posisi sejajar (Iqtiron) antara matahari, bulan dan bumi ke posisi sejajar berikutnya, ditempuh rata-rata 29 hari 12 jam 44 menit 2,8 detik atau 29,531 hari (satu Bulan Hijriyah) dan inilah yang dijadikan pedoman untuk menentukan perhitungan Bulan dan Tahun Qomariyah (Tahun Hijriyah) dengan tanpa mengesampingkan rukyatul hilal tentunya.
Dengan demikian 1 Tahun Hijriyah adalah 354 hari dengan penyisipan 11 hari setiap 30 tahun atau dalam siklus 30 Tahun Hijriyah terdiri dari 19 Tahun Basithoh x 354 hari di tambah 11 Tahun Kabisat x 355 hari sama dengan 10.631 hari dalam 30 tahun. Jadi sejak NU lahir pada 16 Rajab 1344 Hijriyah hingga sekarang (31 Januari 2021 Masehi) NU telah melalui 36 kali Tahun Kabisat dan 63 kali Tahun Basithoh yang sama dengan 34.698 hari atau berumur 98 tahun.

Maka yang berpendapat bahwa Harlah NU saat ini adalah yang ke-95 tahun maupun yang ke-98 tahun keduanya benar menurut perhitungan rujukan kalender masing-masing. Karena hal tersebut jika dihitung baik menggunakan kalender Masehi maupun Hijriyah sejak lahirnya NU (31 Januari 1926 Masehi / 16 Rajab 1344 Hijriyah hingga sekarang 31 Januari 2021 Masehi / 18 Jumadil Tsani 1442 Hijriyah) jumlah harinya pun sama yaitu 34.698 hari.
Baca Juga : MENELADANI KH. A. HASYIM MUZADI – KYAI PERGERAKAN
Merujuk pada AD/ART NU pada BAB XXI HARLAH NU Pasal 33 Sesuai dengan SK PBNU nomor : 251 tahun 2013 pasal 5 ayat (3) tentang HARLAH NU dan keputusan pleno Komisi Organisasi Muktamar ke-33 Jombang, bahwa HARLAH NU dilaksanakan pada tanggal 16 Rajab. Namun menurut Ketua Umum PBNU saat ini Prof. KH. Said Aqil Siroj hal itu agak sulit dalam mengkomunikasikannya lantaran disebabkan banyak peristiwa penting yang NU alami lebih dikenal dengan tahun masehinya seperti Khittah NU 1926 Masehi bukan Khittah NU 1344 Hijriyah. Oleh karena itu disepakati kompromi perhitungan tetap menggunakan kalender Masehi dan peringatannya pada Bulan Rajab.
Selamat Hari Lahir Nahdlatul Ulama ke-95, Tetaplah Menyebarkan Aswaja Dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan.
*) Guru MTs. Miftaahul Ulum 2 Banyuputih Kidul